ASUMSI.ID | MINUT – Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) H. Sarbin Sehe menghadiri Rapat Kerja (Raker) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan Kab/Kota, di Hotel Sentra Minahasa Utara (Minut), Selasa (21/3/2023).
Saat dikonformasi Tim Humas, Kakanwil mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini sebagai upaya bersama dalam misi pencegahan stunting bagi anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto dengan mengangkat tema Sinergitas dan Optimalisasi Pemerintah Daerah dalam Percepatan Penurunan Stunting.
Turut hadir Wakil Gubernur Sulut diwakili Kepala Bappeda Sulut Elvira Katuuk, Korem Danren Brigjen TNI, Mukhlis, Kolonel Pasukan TNI AU, Paulus Purwadi dan Pemerintah Daerah perwakilan Kab/Kota se-Sulut.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Diano Tino Tandaju dalam sambutannya, menyampaikan selamat datang dan terimakasih serta apresiasi yang tinggi karena telah menghadiri rapat kerja tim ini.
Ia menuturkan, upaya pencegahan stunting sejalan dengan RPJMN Presiden RI yang diimplementasikan melalui Perpres no. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan BKKBN RI no. 12 tahun 2021.
“Ini bukan tugas yang mudah, karena itu wajib kita bergandengan tangan bekerja sama mencegah stunting,” ungkap Diano.
Sebagai informasi, stunting merupakan masalah gizi kronis dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh balita sejak awal masa emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan (9 bulan 10 hari) sampai dengan usia dua tahun.
Stunting akan terlihat pada anak saat menginjak usia dua tahun, yang mana tinggi rata-rata anak kurang dari anak seusianya.
Sejumlah upaya pencegahan terus dilakukan pemerintah, diantaranya peningkatan gizi masyarakat melalui pemberian makanan tambahan, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri juga pemberian tambahan makanan protein.
Diano menyebutkan, upaya pemerintah tersebut membuahkan hasil dengan menunjukkan prevelensi stunting yang sebelumnya ada di angka 21,6 saat ini turun menjadi 20,5. *