Asumsi.id – Presiden Prabowo Subianto mengungkap alasan di balik keputusan memberikan kursi menteri terbanyak kepada Partai Golkar dalam Kabinet Merah Putih 2024-2029. Dari total 48 posisi menteri, Golkar memperoleh delapan kursi, jumlah terbanyak dibandingkan partai-partai lain. Keputusan ini, menurut Prabowo, didasarkan pada kualitas kader yang diajukan oleh partai berlambang pohon beringin tersebut.
Prabowo menegaskan bahwa pemberian kursi menteri bukanlah karena rasa takut terhadap Golkar, melainkan apresiasi terhadap kompetensi kadernya. “Tapi bukan karena saya takut sama Golkar. Bukan. Takut kok sama Golkar. Saudara kok ditakuti. Tapi karena memang kader yang disodorkan baik-baik gitu loh,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada Puncak Perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Kamis, 12 Desember 2024.
Sebagai contoh, Prabowo menyebut Meutya Hafid, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi). Meutya dinilai memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan yang memadai. “Ada yang disodorin ke saya apa itu menteri Komdigi. Ibu Meutya. Saya lihat riwayat hidupnya lulus universitas jurusan fisika. Berarti pinter anak ini ya. Karena saya sudah presiden, saudara enggak boleh tanya fisika saya dulu nilainya berapa? Awas kalau tanya,” tambah prabowo dengan tertawa kecil.
Kabinet Merah Putih 2024-2029 yang baru dilantik ini terdiri dari 48 menteri, di mana 23 di antaranya berasal dari tujuh partai politik. Partai Golkar memimpin dengan delapan kursi, disusul Partai Gerindra dengan lima kursi, dan Partai Demokrat yang mendapatkan empat kursi. Sementara itu, PAN dan PKB masing-masing memperoleh dua kursi, serta PBB dan PSI yang masing-masing mendapat satu kursi.
Keputusan memberikan posisi strategis kepada Golkar menunjukkan besarnya peran partai Golkar dalam pemerintahan Prabowo. Hal ini juga mencerminkan strategi politik Presiden dalam menjaga stabilitas koalisi dan memastikan keberlanjutan program pemerintahan. Dengan kepercayaan yang diberikan kepada kader-kader Golkar, diharapkan mereka mampu menjalankan tugas pemerintahan dengan baik dan profesional.
Sebagai partai politik dengan sejarah panjang, Golkar kembali menunjukkan eksistensinya dalam panggung politik nasional. Keputusan Prabowo ini sekaligus menjadi bukti bahwa Golkar tetap menjadi kekuatan utama dalam peta politik Indonesia dengan kader yang berkualitas.