BeritaBolmongHeadlinePemerintahan

Banjir Tinggi di Bolmong Terendam Ribuan Hektar Lahan Pertanian, Petani Terpaksa Panen Lebih Awal

209
×

Banjir Tinggi di Bolmong Terendam Ribuan Hektar Lahan Pertanian, Petani Terpaksa Panen Lebih Awal

Sebarkan artikel ini
Lahan

BOLMONG, Asumsi.id – Intensitas curah hujan tinggi mengakibatkan ribuan hektar lahan pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) terendam banjir. Bahkan sebagian petani sawah terpaksa melakukan panen lebih awal guna menekan kerugian lebih besar.

Seperti yang ada di Desa Doloduo Dua Kecamatan Dumoga Barat, untuk menekan kerugian lebih besar, para petani terpaksa menyelematkan dengan cara memanen lebih awal. Panen lebih awal, bisa dipastikan kualitas beras menurun karena tingginya kadar air. Sehingga harga di tingkat pasar akan anjlok.

“Petani melakukan panen lebih awal guna menekan kerugian lebih besar,” ujar Sangadi (kepala desa) Doloduo Dua Wawan Bonde.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, selain merendam tanaman Padi, ada juga tanaman jagung. Luas lahan yang terdampak banjir mencapai ribuan hektare.

BACA JUGA  Pantau Lokasi Banjir di Bolmong: Jusnan Ajak SKPD Sumbang Dana dan Buka Posko Bencana

Untuk lahan padi seluas 1.589,67 hektare, dan jagung mencapai 1. 216,60 hektare yang tersebar di 57 desa atau 182 kelompok tani,ujar Kadis Pertanian Bolmong Tony Toligaga.

Dia mengatakan, beberapa tahun ini, Kabupaten Bolmong kerap dihadapkan dengan bencana banjir yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat petani.

Padahal Kabupaten Bolmong menjadi salah satu Kabupaten produsen bahan pangan/beras utama di Sulawesi Utara, khususnya pada sektor padi.

“Sektor pertanian telah menjadi kekuatan dalam menentukan ketahanan pangan serta pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.

Dengan perubahan iklim, menyebabkan Kabupaten Bolmong rawan mengalami beragam bencana alam, salah satunya adalah banjir yang merupakan peristiwa tergenangnya daratan akibat volume air yang berlebihan.

BACA JUGA  Depri Pontoh menepis kabar dirinya mundur sebagai Bupati Bolmut

Banjir berpengaruh besar terhadap aktivitas masyarakat termasuk petani.

Pada musim banjir, lahan pertanian akan terendam air dalam waktu yang cukup lama. Air dapat merusak tumbuhan yang mengakibatkan gagal panen. Selain itu, petani juga harus berhadapan dengan penyakit serta hama, khususnya keong mas yang hidup di daerah rawa atau sawah. Hal ini mengharuskan petani menunda waktu tanam sampai banjir surut.

“Namun, apabila banjir pada lahan pertanian terus terjadi, petani akan mengalami gagal panen gagal panen dapat mengakibatkan penurunan pasokan bahan pangan di Kabupaten Bolmong,” tandasnya. (*/Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page